Ibnu Abbas : Ahli Tafsir dan Lautan Ilmu

[papakuguru.com]- Kemuliaan seorang penuntut ilmu diantaranya adalah akan diangkat derajatnya dengan beberapa derajat. Sudah banyak bukti tentang keutamaan terabut. Para ulama dan orang-orang terdahulu yang memiliki tekad kuat dalam menuntut ilmu sudah memberikan bukti nyatanya. Berikut lanjutan tentang tokoh teladan dalam semangat menuntut ilmu, tentang Ibnu Abbas, tokoh yang ahli tafsir dan lautan ilmu.


Ibnu Abbas : Ahli Tafsir dan Lautan Ilmu

  • Ibnu Abbas
Ibnu Abbas memiliki nama lengkap Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib bin HSyim bin Abdul Manaf Al Quraysi. Dia adalah putra paman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam.

Doa Rasulullah 

Kedekatan Ibnu Abbas ketika masih belia dengan Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam menjadikan beliau mendoakan Ibnu Abbas menjadi orang yang paham agama dan Al Quran (tafsir).


اللهم فقهه فى الدين وعلمه التأويل 

"Ya Allah berikanlah kepahaman tentang agama (Islam) kepadanya dan karuniakanlah ilmu tentang takwil (tafsir dan pemahaman Al Quran)" (Al-Thabrani, mu'jam al-kabir, al-autsath wa saghir)

Ibnu Abbas pernah menjadi gubernur Basrah. Kemudian ia mengangkat Abdullah bin Harits sebagai penggantinya. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasalam wafat, Abdullah bin Abbas baru berusia 10 tahun.

Ibnu Abbas dikenal dengan gelar Turjumul Al Quran (penafsir Al Quran), Habrul Ummah (gurunya umat), dan raisul mufasirin (pemimpin para mufassir).

Al Baihaqi dalam Ad-Dala'il , "Penafsir Al Quran terbaik adalah Ibnu Abbas".Abu Nu'aim meriwayatkan keterangan dari mujahid bahwa Ibnu Abbas dijuluki dengan al bahr (lautan) karena keluasaan ilmu yang dimilikinya. 

Ibnu Sa'ad meriwayatkan pula dengan sanad yang sahih dari Yahya bin Sa'id Al-Anshori, "ketika Zaid bin Tsabit wafat, Abu Hurairah berkata,"Orang paling pandai umat ini telah wafat dan semoga Allah menjadikan Ibnu Abbas sebagai penggantinya"

Dalam usia yang masih sangat muda, Ibnu Abbas telah mendapat tempat istimewa di kalangan para sahabat senior Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Hal ini karena ilmu dan ketajaman pemahaman Ibnu Abbas. 

Dialog dengan Rasulullah

Suatu ketika, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdialog dengan Ibnu Abbas, sebagaimana Imam Tirmidzi mengabadikan dalam sunan Attirmidzi, Imam Ahmad bin Hambal di dalam kitab Al Musnad.

Abdullah bib Abbas radiyallahu 'anhuma menceritakan, suatu hari saya berada di belakang Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau bersabda, "Nak, aku ajarkan kepadamu beberapa untai kalimat. Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscayakau dapati dia di hadapanmu. Jika engkau hendakbmeminta, mintalah kepada Allah dan jika engkau hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah..."

Potongan dialog tersebut sering kita kenal dengan hadits jagalah Allah. Bisa juga kita dapatkan dalam hadits arbain Annawawi. Karena hadir ini sangat populer dan sering kita jadikan rujukan dalam aktifitas keseharian kita.

Dialog diatas menunjukkan kedekatan Anvi Shallallahu 'alihi wasallam dengan Ibnu Abbas. Sehingga sangat wajar kedekatan, cinta dan sayang Nabi kepada Ibnu Abbas sangat jelas. Sampai beliau mendoakan Ibnu Abbas seperti doa yang diatas tadi. Dan membuktikan Ibnu Abbas muncul menjadi sosok sahabat yang kaya dengan keluasan ilmu.

Gemar Memburu Ilmu

Saat Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam wafat, Ibnu Abbas sangat kehilangan sosok yang bagi dirinya banyak memberikan ilmu dan sebagainya. Namun meskipun Rasulullah sudah wafat, Ibnu Abbas tidak putus asa dalam memburu ilmu. 

Ibnu Abbas banyak berguru kepada para shabat senior. Beliau ketuk satu persatu pintu para sahabat senior sekedar untuk mendpatkan pencerahan ilmu. Dan tak jarang Ibnu Abbas kedapatan tertidur didepan rumah sahabat senior, karena menunggu sahabat senior tersebut sedang istirahat. 

Namun betapa terkejutnya ketika sahabat senior tersebut bangun, 

"Wahai keponakan Rasulullah, mengapa tidak kami saja yang mendatangimu?" Kata para sahabat yang menemui Ibnu Abbas di depan rumah mereka.

"Tidak, akulah yang harus mendatangi anda" kata Ibnu Abbas.

Kehidupan Ibnu Abbas yang sangat cinta Ilmu dan mencintai orang berilmu inilah, beliau menjadi pemuda yang luas ilmunya. Bahkan ada yang bertanya,

"Bagaimana anda mendapatkan ilmu ini, wahai Ibnu Abbas ?"

"Dengan lidah dan banyak bertanya, dengan akal yang suka berfikir"  demikian jawabnya.

Dengan ketinggian dan keluasan ilmunya inilah, sering Ibnu Abbas menjadi kawan dan lawan dalam diskusi keilmuan para shabat.

Misalnya ketika Umar Bin Khattab sering memanggilnya dalam majelis musyawarah. Pendapat-pendapat Ibnu Abbas sering didengar karena keilmuannya yang luas.


Subscribe to receive free email updates: