Aku Tidak Akan Mengorbankan Ibuku Untuk Siapapun
Seorang pemuda datang melamar seorang wanita yang cantik dan kaya raya. Alhasil maka terjadinya kesepakatan diterimanya lamaran pemuda tersebut.
Namun, tatkala si wanita mengetahui profesi ibunda pemuda tersebut, maka si wanita memberi syarat atas kesepakatan mereka berdua,
"Pada waktu resepsi pernikahan mereka esok, ibumu tidak boleh datang"
Mendengar syarat yang disampaikan dari si wanita tersebut, pemuda itupun berfikir dalam-dalam.
Setelah berfikir panjang, demi untuk mewujudkan terlaksananya pernikahan mereka berdua, maka pemuda itupun menyetujuinya.
Untuk menguatkan keputusannya, pemuda itupun menjumpai guru spiritualnya untuk meminta nasehat akan masalah ini.
Sang guru bertanya,
" Apa pekerjaan ibumu ?"
"Aku ditinggal mati ayahku saat umurku 1 tahun, akhirnya untuk membersarkanku, ibuku bekerja sebagai tukang cuci pakaian dan dia berhasil mengantarkan saya sampai menjadi sarjana" jawab pemuda.
"Begini saja, hari ini kau pulang ke rumahmu dan kamu cuci kedua tangan ibumu, besok kamu harus kembali lagi ke sini, aku akan memberimu nasehat" jawab sang guru.
Kemudian, pulanglah pemuda itu ke rumahnya. Dan dia mendekati ibundanya dan mencuci kedua tangan ibundanya. Tatkala mencuci tangan ibundanya itu, pemuda itu melihat betapa kasarnya tangan ibundanya, ada bekas-bekas luka dan kulitnya terkelupas. Melihat pemandangan itu, pemuda itupun menangis, mencucurkan air matanya.
Dan akhirnya ia tidak tahan lagi untuk menunggu keesokan harinya, pemuda itu bergegas mendatangi sang guru spiritualnya, dan berkata sambil sesenggukan,
"AKU TIDAK AKAN PERNAH MENGORBANKAN IBUNDAKU UNTUK SIAPAPUN"
--------------------
Hikmah :
Saudaraku,
Banyak diantara kita yang sering melupakan budi baik ibunda kita. Demi kenikmatan yang semu, sementara dan fana.
Maka, saatnya kita "mencuci" kedua tangan kedua tangan ibunda kita yang selalu membelai kita dan membersihkan kita, karena suatu saat belaian itu akan pergi dan kita akan kehilangan kesempatan mendapatkan tiket syurga, jika melalaikan berbakti kepadanya.
Suatu ketika Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu melihat ada seorang pemuda menggendong ibunya ketika thawaf di Baitullah, Pemuda tersebut lantas bertanya kepadanya,
"Wahai Ibnu Umar, bagaimana pendapatmu, apakah saya sudah membalasa kebaikan ibuku ?"
Ibnu Umar menjawab : "Belum, meskipun hanya satu erangan ibumu ketika melahirkanmu. Akan tetapi kamu sudah berbuat baik. Allah akan memberikan balasan yang banyak kepadamu terhadap sedikit amal yang kamu lakukan". (Kitab Al-Kabair, karya Adz-Dzahabi)
Meskipun kita tidak akan pernah bisa membalas semua kebaikan ibunda kita, setidaknya bersikap baik dan berbaktilah kepadanya.
Bahkan dalam hadit Nabi HR. Tabrani,
"Berbuat baik kepada orang tua lebih utama dari shalat, puasa, sedekah, haji, umrah dan berjihad di jalan Allah"
Semoga Allah Ta'ala senantiasa memudahkan urusan kedua orang tua kita dan mengumpulkan keduanya bersama kita sekaluarga di syurga-NYA kelak, aamiin.