SYARAT KEMENANGAN : BERIMAN, bukan MUSLIM !
Islam adalah way of life, konsep hidup. Seorang muslim haruslah menjadikan Islam sebagai pattern dalam menata kehidupanya, agar berhasil dengan kehidupan baik dan mendapatkan kebahagiaan mulia. Termasuk juga dalam konsep keummatan, tujuan mulia untuk menegakkan Islam yang ya'lu wa laa yu'la 'alaih. Karena masih banyak di belahan bumi Allah Ta'ala ini, kaum muslimin mendapatkan diskriminasi, baik secara politik, pendidikan dan sebagainya.
Termasuk diantaranya adalah perjuangan ummat Islam dalam memenangkan yang haq dan mengalahkan kebathilan. Bahwa setiap perjuangan bercita-cita dengan kemenangan adalah sebuah keniscayaan. Namun apakah kemenangan itu bisa diraih dengan bermodalkan keislaman saja ?.
Kalaupun seorang yang berjuang dan muslim adalah syarat kemenangan, tentu tidak ada lagi umat Islam yang terpinggirkan dan teraniaya. Artinya kemenangan bukanlah dicapai dengan keislaman belaka namun tentu dengan sesuatu yang jauh lebih fundamental.
Syaikh Asy-Sya'rawi pernah menyampaikan kisahnya ketika tinggal di San Fransisco,
"Tatkala saya di sana, ada seorang orientalis bertanya kepadaku.
Orientalis : "Apakah Al-Quran kalian seluruhnya benar ?"
Maka saya menjawab, "Ya, yakin akan kebenarannya"
Orientalis : "Lalu mengapa Allah jadikan orang-orang kafir berkuasa atas kalian, padahal Allah Ta'ala berfirman, Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk (menguasai) orang-orang beriman (QS.An-nisa':141)"
Maka saya menjawab, "Karena kami masih muslimin belum mukminin"
Dia bertanya lagi, "Lalu apa bedanya mukminin dan muslimin"
Saya menjawab, "Muslim hari ini menunaikan seluruh syiar Islam. Dari sholat, zakat, haji dan umrah, puasa Ramadhan, serta ibadah-ibadah lainnya. Namun sesungguhnya mereka sangat gersang ! Mereka gersang ilmu, ekonomi, sosial, militer dan lainnya"
MENGAPA KEGERSANGAN INI TERJADI ?
Hal ini sudah dijelaskan dalam Al-Quran ,
"Orang-orang Arab Badui itu berkata, "Kami telah beriman". Katakanlah, "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah Islam', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu". (QS. Al-Hujurat :14)
Dia bertanya kembali, "Lantas apa yang membuat mereka dalam kegersangan semacam ini?"
Saya menjawab, "Al-Quran telah menerangkannya, karena kaum muslimin belum meningkat hingga ke level mukminin, coba kita renungi ayat-ayat di bawah ini".
Andaikan mereka benar-benar beriman, tentu Allah Ta'ala akan memenangkan mereka. Berdasarkan firman Allah Ta'ala berikut ini,
وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ
"Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman (mukminin)" (QS. Ar-Rum : 47)
Andaikan mereka beriman tentu mereka yang paling berkedudukan tinggi di antara umat dan bangsa lain. berdasar firman Allah Ta'ala,
"Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang beriman (mukminin)". (QS. Ali Imran :139)
Andaikan mereka orang yang beriman, tentu tiada satu umat pun menguasai mereka, berdasar firman Allah Ta'ala,
"Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang beriman (mukminin)". (QS. An-Nisaa:141)
Andaikan mereka orang beriman, tentu Allah tidak akan membiarkan mereka di atas kondisi menyedihkan seperti ini. Berdasarkan firman ALLAH TA'ALA,
"Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini". (QS. Ali Imran : 179)
Andaikan mereka beriman tentu Allah Ta'ala akan bersama mereka dalam segala kondisi, berdasarkan firman Allah Ta'ala,
"Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang beriman". (QS. Al-Anfal : 19)
Namun mereka masih di level muslimin, belum meningkat hingga ke level mukminin. Allah Ta'ala berfirman,
"Dan Kebanyakan mereka tidak beriman". (QS. Asy-Syura : 190)
Lantas, SIAPAKAH ORANG-ORANG BERIMAN ITU ?
Jawabannya ada dalam Al-Quran,
"Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku', yang sujud, yang kerjanya berbuat ma'ruf, dan mencegah berbuat munkar, dan yang memelihar hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu". (QS. At-Taubah : 112)
Coba kita perhatikan, sesungguhnya Allah mengaitkan kemenangan, kekuasaan dan meningkatnya kondisi kebaikan) dengan MUKMININ bukan Muslimin.
Mari kita sampaikan kebaikan ini, menjadi hamba-NYA yang benar-benar golongan BERIMAN (MUKMIN) bukan hanya sekedar muslim saja.
Wallahu a'lam bishawab.