Puasa sebagai Perisai Seorang Muslim
Puasa sebagai syariat Allah Subahanhu wa Ta'ala, sebagaimana dengan ibadah-ibadah yang lain tidak dimaksudkan untuk mempersulit atau menjatuhkan seorang hamba dalam kesulitan. Akan tetapi ibadah disyariatkan untuk memperoleh hikmah yang agung nan mulia, kemaslahatan yang besar yang tidak mampu dihitung jumlahnya. Demikan pula dengan puasa, baik puasa sunah maupun puasa wajib. Puasa disyariatkan juga mempunyai berbagai keutamaan. Diantara keutamaan ini adalah puasa sebagai perisai seorang muslim bagi yang melakukan.
Perisai dimaknai sebagai pelindung seseorang yang digunakan dalam peperangan. Perisai ini sanga penting dalam peperangan untuk melindungi dari serangan musuh. Begitu pula dengan puasa pada diri seorang muslim.
Pertama : Puasa sebagai Perisai dari Perbuatan Keji dan Sia-Sia
Puasa sebagai tameng atau benteng bagi orang yang berpuasa dari perbuatan keji dan amalan-amalam yang tidak layak dengan ibadah puasa.
"Puasa itu adalah perisai maka apabila seseorang dari kalian sedang berpuasa, janganlah dia berkata rafats (kotor) dan janganlah pula berlaku jahil (seperti mengejek atau bertengkar sambil berteriak). Jika ada orang lain mengajak berkelahi atau menghinanya maka hendaklah dia mengatakan, "Aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa" (HR.Imam Malik dalam Al Muwaththa', Imam Bukhari dalam shahihnya, Imam Muslim dalam shahihnya)
Bahwa perisai tersebut adalah agar ia terhalang dari ucapan rafats (kotor) , perbuatan jahil, serta maksiat lainya. (Lihat : Al-Masalik Fi Syarah Muwaththa' - Ibnul 'Arabi Al-Maliki)
Ibnu Rajab rahimahullah berkata,
"...Puasa menghalangi seseorang dari maksiat ketika di dunia, sebagaimana firman Allah 'Azza wa Jalla,
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa" (QS.Al Baqarah:183) dalam Kitab Jami' Al-'ulu, wa Al-Hikam: hal.576)
Kedua : Puasa sebagai Perisai dari Syahwat
Puasa mampun menjadi benteng/perisai bagi pelakukanya dari perbagai syahwat yang bisa melemahkan iman seseorang dan menggelincirkannya dalam jurang kemaksiatan.
"Wahai pemuda barangsiapa yang sudah memiliki kemampuan, maka menikahlah. Maka sesungguhnya pada (nikah tersebut) dapat menahan pandangan dan memelihara kemalian. Dan barangsiapa yang belum mampu menikah, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa dapat menekan syahwatnya (sebagai perisai)" (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi).
Menurut Annawawi makna baa-ah adalah bukan hanya sekedar mampu menyalurkan nafsu seksual belaka, namun juga kemampua dalam finansial (nafkah) dll.
Wijaa menurut Ibn Baaz dalam majmu fatawanya, berarti yang mampu melemahkan syahwat dan mempersulit jalan masuk syetan ke dalam tubuh.
Ketiga : Puasa sebagai Perisai dari Api Neraka
Rasulllah shallallah 'alaihi wa sallam bersabda,
"Puasa adalah perisai dari neraka, seperti perisai salah seorang di antara kalian dari peperangan" (HR. Ahmad, Nasai, Ibnu Majah dengan sanad shahih)
Dalam Kitab Jami' Al Ulum (hal:576), Al Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah menjelaskan,
"Bila puasa di dunia sebagai perisai dirinya dari perbuatan keji dan syahwat, maka di akhirat puasa tersebut menjadi perisainya dari azab neraka"
Dalam hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang lain beliau bersabda,
"Barangsiapa yang berpuasa satu hari di jalan Allah Ta'ala, Maka Allah akan membuatkan parit (jarak) antara dia dan neraka. Sebagaimana jarak antara langit dan bumi". (HR. Tirmidzi, Dihasankan oleh Syeikh Al Bani)
Besar harapan kita agar puasa kita bisa benar-benar menjadi perisai bagi diri kita dalam ketiga hal di atas. Semoga kita diberikan kekuatan iman dan kesehatan oleh Allah Ta'ala untuk menyempurnakan ibadah puasa di tahun ini dan seluruh amal ibadah kita di terima oleh Allah Azza wa Jalla.
Pertama : Puasa sebagai Perisai dari Perbuatan Keji dan Sia-Sia
Puasa sebagai tameng atau benteng bagi orang yang berpuasa dari perbuatan keji dan amalan-amalam yang tidak layak dengan ibadah puasa.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
الصيام جنة فإذا أحدكم صائما فلا يرفث و لا يجهل فإن امرو قاتله أو شاتمه فليقل : إنى صائم إنى صائم
"Puasa itu adalah perisai maka apabila seseorang dari kalian sedang berpuasa, janganlah dia berkata rafats (kotor) dan janganlah pula berlaku jahil (seperti mengejek atau bertengkar sambil berteriak). Jika ada orang lain mengajak berkelahi atau menghinanya maka hendaklah dia mengatakan, "Aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa" (HR.Imam Malik dalam Al Muwaththa', Imam Bukhari dalam shahihnya, Imam Muslim dalam shahihnya)
Bahwa perisai tersebut adalah agar ia terhalang dari ucapan rafats (kotor) , perbuatan jahil, serta maksiat lainya. (Lihat : Al-Masalik Fi Syarah Muwaththa' - Ibnul 'Arabi Al-Maliki)
Ibnu Rajab rahimahullah berkata,
"...Puasa menghalangi seseorang dari maksiat ketika di dunia, sebagaimana firman Allah 'Azza wa Jalla,
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa" (QS.Al Baqarah:183) dalam Kitab Jami' Al-'ulu, wa Al-Hikam: hal.576)
Kedua : Puasa sebagai Perisai dari Syahwat
Puasa mampun menjadi benteng/perisai bagi pelakukanya dari perbagai syahwat yang bisa melemahkan iman seseorang dan menggelincirkannya dalam jurang kemaksiatan.
Sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
يا معشر الشباب من استطاع من كم الباءة فليتزوج فانه أغض للبصر و احصن للفرج ومن لم يستطيع فعليه بالصيام فانه له وجاء
"Wahai pemuda barangsiapa yang sudah memiliki kemampuan, maka menikahlah. Maka sesungguhnya pada (nikah tersebut) dapat menahan pandangan dan memelihara kemalian. Dan barangsiapa yang belum mampu menikah, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa dapat menekan syahwatnya (sebagai perisai)" (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi).
Menurut Annawawi makna baa-ah adalah bukan hanya sekedar mampu menyalurkan nafsu seksual belaka, namun juga kemampua dalam finansial (nafkah) dll.
Wijaa menurut Ibn Baaz dalam majmu fatawanya, berarti yang mampu melemahkan syahwat dan mempersulit jalan masuk syetan ke dalam tubuh.
Ketiga : Puasa sebagai Perisai dari Api Neraka
Rasulllah shallallah 'alaihi wa sallam bersabda,
الصيام جنة من النار كجنة أحدكم من القتال
"Puasa adalah perisai dari neraka, seperti perisai salah seorang di antara kalian dari peperangan" (HR. Ahmad, Nasai, Ibnu Majah dengan sanad shahih)
Dalam Kitab Jami' Al Ulum (hal:576), Al Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah menjelaskan,
"Bila puasa di dunia sebagai perisai dirinya dari perbuatan keji dan syahwat, maka di akhirat puasa tersebut menjadi perisainya dari azab neraka"
Dalam hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang lain beliau bersabda,
من صام يوما فى سبيل الله جعل الله بينه و بين النار خندقا كما بين السماء و الارض
"Barangsiapa yang berpuasa satu hari di jalan Allah Ta'ala, Maka Allah akan membuatkan parit (jarak) antara dia dan neraka. Sebagaimana jarak antara langit dan bumi". (HR. Tirmidzi, Dihasankan oleh Syeikh Al Bani)
Besar harapan kita agar puasa kita bisa benar-benar menjadi perisai bagi diri kita dalam ketiga hal di atas. Semoga kita diberikan kekuatan iman dan kesehatan oleh Allah Ta'ala untuk menyempurnakan ibadah puasa di tahun ini dan seluruh amal ibadah kita di terima oleh Allah Azza wa Jalla.