Materi Ukhuwah : QS. Al Hujurat : 10
PERSAUDARAAN DALAM ISLAM
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Orang-orang
beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu
mendapat rahmat.
Surat Al Hujurat ayat 10 adalah
salah satu ayat tentang persaudaraan. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan Al
Hujurat 10.
Sebagaimana Surat Al Hujurat secara
keseluruhan, ayat 10 ini juga tergolong madaniyah. Yakni turun sesudah
Rasulullah hijrah ke Madinah, tepatnya tahun 9 hijrah. Al Hujurat (الحجرات) yang menjadi nama surat ini diambil dari ayat 4. Arti al
hujurat adalah kamar-kamar. Yakni kamar-kamar tempat kediaman
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersama istri-istri beliau.
Tafsir Surat Al Hujurat Ayat 10
Tafsir Surat Al Hujurat ayat 10 ini
disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir
Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah.
Harapannya, agar ringkas dan mudah dipahami.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ
وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya
bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu
itu dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al Hujurat: 10)
1. Tafsir Per Kata
Kata innama (إنما) merupakan adatul hashr (kata pembatas),
yakni untuk membatasi sesuatu. Orang-orang yang beriman, hakikat hubungan
mereka dibatasi dengan persaudaraan. Seakan-akan tidak ada jalinan hubungan
antar orang beriman kecuali persaudaraan. Bahwa semua orang yang beriman adalah
bersaudara.
Kata ikhwah (إخوة) adalah bentuk jamak dari kata akh (أخ), yang artinya saudara. Kata ikhwah biasanya
digunakan untuk persaudaraan sekandung, sedangkan kata ikhwan (إخوان) yang juga bentuk jamak dari kata akh, untuk
persaudaraan yang tidak sekandung. Seakan-akan ayat ini menjelaskan bahwa
persaudaraan kaum mukminin lebih kuat daripada ikatan darah saudara kandung.
Imam Al Qurthubi menjelaskan, “Tali
ikatan persaudaraan seagama lebih kuat daripada ikatan persaudaraan nasab.
Sebab ikatan persaudaraan nasab terputus karena berbeda agama sedangkan ikatan
persaudaraan seagama tidak akan terputus karena berbeda nasab.”
Kata ashlihuu (أصلحوا) terambil dari kata ashlaha (أصلح) yang asalnya adalah shaluha (صلح). Antonim dari kata fasada (فسد) yang artinya rusak. Sehingga shaluha artinya
adalah terhentinya kerusakan atau diraih manfaatnya. Ashlihuu berarti
adalah mencegah kerusakan sehingga kembali harmonis hubungannya. Sederhananya,
mendamaikan.
Kata akhawaikum (أخويكم) adalah bentuk dual dari kata akh (أخ). Penggunaan bentuk dual ini mengisyaratkan, jangankan banyak
orang, bahkan dua orang mukmin pun jika berselisih, mereka harus didamaikan.
Diupayakan ishlah (إصلاح).
2. Tafsir Ibnu Katsir
Ibnu Katsir dalam tafsirnya
menjelaskan, makna firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya
bersaudara.. (QS. Al Hujurat: 10)
yakni semuanya saudara seagama.
Sebagaimana banyak hadits Rasulullah menjelaskan, di antaranya:
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ ، لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يُسْلِمُهُ
“Orang muslim itu adalah saudara
muslim lainnya. Ia tidak boleh berbuat aniaya terhadapnya dan tidak boleh pula
menjerumuskannya.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ
مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ، تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ
بِالسَّهْرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam
hal saling mencintai, saling menyayangi dan saling berlemah-lembut di antara
mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota badan sakit, maka
semua anggota badannya juga merasa demam dan tidak bisa tidur.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pertikaian –apalagi peperangan-
antara kaum mukminin merupakan bentuk kezaliman (aniaya) dan laksana sakitnya
tubuh. Maka Surat Al Hujurat ayat 10 ini memberikan panduan, mukmin lainnya
harus berusaha untuk mendamaikan keduanya.
فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ
Sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu (QS.
Al Hujurat: 10)
Allah juga memerintahkan untuk
senantiasa bertaqwa dalam segala urusan. Mendamaikan saudara termasuk
implementasi taqwa. Dan ini mengundang rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
dan bertaqwalah kepada Allah, supaya
kamu mendapat rahmat.” (QS.
Al Hujurat: 10)
3. Intisari Tafsir Al Hujurat Ayat 10
Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi
Zilalil Quran menjelaskan, Surat Al Hujurat ayat 10 ini merupakan
sentuhan atas kalbu orang-orang yang beriman supaya menghidupkan ikatan yang
kuat di antara mereka. Yakni ikatan yang menyatukan setelah mereka bercerai
berai, yang menautkan hati setelah bermusuhan, mengingatkan untuk bertaqwa
kepada Allah sehingga mendapatkan rahmat-Nya.
“Implikasi dari persaudaraan ini
adalah hendaknya rasa cinta, perdamaian, kerja sama dan persatuan menjadi
landasan utama masyarakat muslim,” tegas Sayyid Qutb.
Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir
Al Munir menjelaskan, melalui Surat Al Hujurat ayat 10 ini, Allah
Subhanahu wa Ta’ala menegaskan bahwa orang-orang mukmin adalah saudara seagama.
Mereka disatukan oleh satu prinsip; iman. Wajib mendamaikan dua orang
bersaudara yang berselisih atau bertikai.
“Guna mempertegas perintah
mendamaikan ini, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan untuk bertaqwa,”
kata Az Zuhaili. “Maknanya, damaikanlah di antara dua saudaramu yang berselisih
dan hendaklah panglima kalian dalam upaya mendamaikan dan dalam seluruh urusan
adalah taqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Dengan taqwa, maka ia tidak akan
memihak salah satu dari dua orang yang bertikai tersebut. Dengan taqwa, ia akan
berbuat adil. Dan dengan taqwa itulah ia akan memperoleh rahmat Allah Subhanahu
wa Ta’ala.
Siapa yang harus mendamaikan dua
mukmin atau dua golongan mukmin yang bertikai? Az Zuhaili menjelaskan, yang
paling wajib mendamaikannya adalah penguasa dan pemimpin negara Islam. Namun
setiap mukmin yang memiliki otoritas atau kesempatan, juga perlu berusaha
mengupayakan ishlah sebagaimana lafazh umum Surat Al Hujurat
ayat 10 ini.
Kandungan Surat Al Hujurat Ayat 10
Berikut ini adalah isi kandungan
Surat Al Hujurat ayat 10:
·
Orang-orang
beriman, meskipun bukan saudara kandung, mereka terikat dengan persaudaraan
iman (ukhuwah imaniyah) bagaikan saudara sekandung bahkan ikatannya
lebih kuat lagi.
·
Ketika
ada orang-orang beriman bertikai, kewajiban bagi mukmin lainnya untuk
mendamaikan mereka. Yang paling wajib mendamaikan adalah pemimpin kaum
muslimin.
·
Pertikaian
bisa terjadi bahkan di antara dua orang. Meskipun yang bertikai dua orang,
wajib bagi mukmin untuk mendamaikan mereka, apalagi jika yang bertikai banyak
orang.
·
Orang-orang
mukmin harus menjadikan taqwa sebagai landasan dalam seluruh amal perbuatannya.
Termasuk dalam mendamaikan dua orang yang bertikai. Dengan taqwa ia bisa adil
dan tidak diskriminatif. Dengan taqwa juga akan memperoleh rahmat Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
·
Ayat
ini mengisyaratkan persatuan dan kesatuan akan melahirkan rahmat bagi mereka
semua. Sebaliknya, pertikaian dan perpecahan akan menjauhkan dari rahmat Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Demikian Surat
Al Hujurat ayat 10 mulai
dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir dan isi
kandungan maknanya. Semoga bermanfaat dan semakin menguatkan ukhuwah imaniyah.
Wallahu a’lam
bish shawab.