Islam Wasathiyyah (Islam Moderat)
وَكَذَٰلِكَ جَعَلۡنَٰكُمۡ أُمَّةٗ وَسَطٗا لِّتَكُونُواْ
شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ وَيَكُونَ ٱلرَّسُولُ عَلَيۡكُمۡ شَهِيدٗاۗ
"Demikian (pula) Kami telah menjadikan kalian (umat Islam) umat yang adil agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kalian" (QS. Al-Baqarah/2: 143)
Islam adalah agama moderat dan seimbang. Kemoderatan dan keseimbangan merupakan jalan hidup (way of live) yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW selama hidupnya.
Kemoderatan dan keseimbangan dengan demikian tumbuh dari
pemahaman Islam yang murni dan hakiki sebelum Islam dipahami secara parsial
sebagaimana yang terjadi dalam beberapa dasawarsa akhir-akhir ini.
Rasulullah SAW bersabda, "Jauhkanlah kalian dari sikap
melampaui batas dalam beragama. Sungguh orang-orang sebelummu musnah disebabkan
oleh sikap pelampauan batas dalam beragama." (HR. Hakim).
Rasulullah SAW lantas membuat contoh perihal dimaksud dengan
membentuk satu garis lurus di tengah dan dua garis lainnya di samping kiri dan
kanannya. Lalu beliau meletakkan tangannya di garis tengah seraya bersabda, "Ini
adalah jalan Allah."
Rasulullah SAW meneruskan sabdanya dengan membaca ayat,
Moderat berkaitan erat dengan paham toleran yang dalam istilah
bahasa berarti luwes, adaptif dan mudah dalam pergaulan. Moderat lawan katanya
ekstrem yang dalam istilah bahasa berarti pelampauan batas-batas moderasi dan
jauh dari sikap seimbang.
Ekstrem (al-tatharruf) berkaitan erat dengan pelampauan batas
(al-ghullu) baik dalam perkataan, perbuatan maupun keyakinan.
Sikap melampaui batas ini dalam beragama tercela, sebagaimana
firman Allah SWT, "Katakalah (Muhammad): "Wahai Ahli kitab,
janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dalam beragama dengan cara
yang tidak benar, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang
telah sesat dahulunya dan mereka telah menyesatkan kebanyakan manusia dan
mereka sendiri tersesat dari jalan yang lurus." (QS. Al Maaidah: 77).
Termasuk dalam arti moderat di sini adalah berbuat sesuai dengan
kadar kemampuan dan mencegah diri dari memaksakan sesuatu di luar batas
kesanggupan secara umum. Sikap moderat inilah yang senantiasa ditekankan oleh
Alquran dalam berbagai firman-Nya. Di antaranya firman Allah SWT,
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ
"Allah tidak membebani
seseorang, melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (QS.
Al-Baqarah: 286).
Termasuk lagi dalam arti moderat di sini adalah bersikap luwes,
adaptif dan mudah sebagaimana pemberian berbagai keringanan (rukhsyah) dalam
pelaksanaan syariat seperti adanya jamak dan qashar shalat, tayamum, pembolehan
berbuka bagi orang yang sakit dan bepergian serta lain sebagainya.
Sikap tersebut dikuatkan dalam berbagai kaidah kemudahan dalam hukum fikih di antaranya,
- اَلْمَشَقَّةُ تَجْلِبُ التَيْسِيْرَ Kesukaran itu mengharuskan adanya kemudahan.
- اِذَا ضَاقَ الْاَمْرُ اِتَّسَعَ Jika suatu perkara itu sempit, maka bisa menjadi longgar.
- اِذَا اِتَّسَعَ الْاَمْرُ ضَاقَ Jika suatu perkara itu longgar, maka menjadi sempit.
يُرِيدُ
اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
“Allah
menghendaki kemudahan bagimu dan Allah tidak menghendak kesukaran bagimu” (QS.
Al-Baqoroh : 185)
وَمَا جَعَلَ
عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ
“Dan
Dia tidak menjadikan untuk kamu suatu kesulitan dalam agama.” (QS. Al-Hajj :
78)
“Agama
itu adalah mudah, agama yang disenangi Allah adalah agama yang benar dan
mudah.” (HR. Bukhari dan Abu Hurairah)
Intinya, Islam datang sebagai
agama moderat baik dalam penyampaian ajaran-ajarannya maupun dalam
pembentukan karakter para pemeluknya. Moderat dan seimbang merupakan jalan
hidup (way of live) Islam yang mencakup semua bidang dalam kehidupan manusia
tanpa kecuali. Wallahua'lam.